Teknis Analisis dan Penilaian Investasi Saham
Artikel versi Mascerdas
Analisis investasi saham merupakan halmyang mendasar untuk diketahui para pemodal, mengigst tanpa analisis yang baik dan rasional para pemodal akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di atas harga pasar. Sebaliknya, keputusan menjual saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di bawah harga pasar.
Dalamproses penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dan harga (price). Yang dimaksud dengan nilai adalah nilai intrinsik, sedangkan harga diartikan sebagai harga pasar. Nilai intrinsik merupakan nilai nyata ( true value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Pengertian intrinsik adalah nilai yang tercermin pada fakta (justified by the fact ) seperti aktiva, pendapatan, deviden, dan prospek perusahaan. Tujuan analisis saham adlah untuk mennilai apakah penetapan harga saham sutu perusahaan ditawarkan secara wajar atau tidak.
Pendekatan untuk Penilaian Investasi Saham.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham, tetapi dua pendekatan yang dikenal Yaitu:
A. Pendekatan Tradisional.
1. Analisis Teknikal.
Aalisis teknikal merupakan sautu teknik analisismyang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Asumsi yang mendasari analisis tekikal adalah:
a. Terdapat ketergantungan sestematik di dalam return yang dapat di ekploitasi ke return abnormal.
b. Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika memprediksi distribusi return sekuritas.
c. Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.
Beberapa kesimpulan menyangkut pendekatan analisis teknikal adalah sebagai berikut:
a. Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan
b. Fokus analisis teknikal ada;ah ketepatan waktu. Penekanannya hanya pada perubahan harga.
c. Teknik analisis berfokus pada faktor-faktor internal melalui analsis pergerakan di dalam pasar dan/atau suatu saham.
d. Pada analisis teknikal cenderung lebih berkonsetrasi pada jangka pendek. Tekinik-teknik analisis teknikal dirancang untuk mendeteksiperegeakanhargadalam jangka waktu yang relatif pendek.
Pada analisis teknikal lebih menekankan perhatian dan perubahan harga daripada tingkat harga. Oleh sebab itu analisis teknikal lebih menekankan untuk meramal trend perubahan harga tersebut. Am trend analisis menasumsikan bahwa perilaku harga saham masa lalu bisa direfleksikan dalam harga di masa yang akan datang.
2. Pendekatan Analisis Fundamental.
Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiapsaham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suaut resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar ( current market price). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya.
Da dua pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu:
a. Penilaian saham berdasarkan pada pendekatan laba ( Price-Earning Ratio Approach).
Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan apada perkiraan laba per saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali.
Formula : 1
Hasil Yang diharapkan : (( DIV 1 + P1 – P0 ) / ( P0) x 100%
DIV1 = Deviden yang diharapkan per lembar saham
P1 = Harga yang diharapkan pada akhir tahun
P0 = Harga saham sekarang.
Contoh:
Diasumsikan bahwa saham biasa PT Arya dijual pada harga Rp. 10.000,00 tiap lembar saham. Investor mengharapkan Rp. 2.000,000 deviden tunai tiap lembar saham. Para investor memperkirakan bahwa saham akan mengalami kenaikan Rp Rp.2000,00 . Jadi, hasil yang diharapkan dapat dihitung sebagai berikut:
Hasi yang diharapkan = ((2000 + 12000 – 10.000) / 10.000 ) x 100% = 40 %
Formula: 2
Diasumsikan bahwa harga saham Biasa Pt Arya diah
Arapkan Rp.12.000,00 pad periode akhir tahun. Investor berharap bahwa deviden perlembar saham Rp.2000,00. Return saham yang diharapkan diperkirakan sekitar 40%. Berapakah milai saham yang wajar untuk saham PT Arya tersebut ?
Jawab:
P0 = (( 2000 + 12.000 ) / ( 1+40%)) = 10.000
Pada kasus ini, saham biasa berarti harganya wajar. Diasumsikan bahwa harga berlaku saat itu Rp.12.000,00. Berarti bahwa harga tidak merefleksikan informasi yang benar. Kemungkinannya dikarenakan bahwa deviden diharapkan pada kahir tahun terlalu tinggi atau return yang diahrapkan terlalu rendah. Jadi analisis akan menjual saham yang akan mengakibatkan harga saham turun. Pada segi lain, apabila harga saham rendah analis akan membeli saham sehingga harga saham di pasar akan naik.
b. Pendekatan Nilai Sekarang ( Present Value ).
Dalam pendekatan ini , nilai suatu saham diestimasikan dengan cara mengkapitalisasi pendapatan, oleh sebab itu maka disebut dengan capitalization income method. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang yang pemodal harpkan diterima dari investasi pada saham tersebut. Secara matematis, formula untuk nilai intrisik adalah:
V (Value) = (( cash flow ) / ( 1+k ))
K = tingkat return yang diharapkan
Dalam model ini, deviden digunakan sebagai dasar model analisis. Asumsinya adalah bahwa deviden yang dspst diterima secara langsung dari perusahaan sehingga deviden merupakan dasar penilaian terhadap saham biasa. Deviden merupakan arus kas yang diashrapkan dapat diterima setiap tahun pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, model ini disebut Devidend Discount Model (DDM). Adapun formula dirumuskan sebagai berikut:
V = (( D1/ ( 1+k)) + (( D2 / (1+k )) + ……+ dst.
D = deviden yang diharapkan diterima pada setiap periode mendatang
k = tingkat diskonto.
Model Pertumbuhan Tetap ( The Constant Growth Model )
Model jenis ini, mengasumsikan bahwa oertumbuhan laba pada tingkat pertumbuhan tetap dari tahun ketahun. Laba termasuk deviden di tanbah capital gain ( P1-P0). Kkenaikan laba meningkat pada tingkat yang konstan. Oleh sebab itu disebut model pertumbuhan tetap. Ini berarti bahwa E1 akan sama terhadap E0 ( 1+g). E2 akan sama terhadap E1 (1+g) dan seterusnya. Penjelasan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
E1 = E0(1+g)
E2 = E1(1+g) = E0(1+g)(1+g) dst.
sehingga
E1 = E0 (1+g)t
Dan akhirnya P0 dapat dihitung dengan formula senagai berikut:
P0 = (( E0(1+g) / ( 1+r)) + (( E1 ( 1+g) / (1+r))2 +…+ dst
Atau
P0 = E0 ((1+g) / r-g)), dimana
g = pertumbuhan
r = tingkat discount
Contoh :
Diasumsikan bahwa pemegang saham biasa PT Arya memperoleh laba Rp.200,00 pada tahun pertama. Tingkat pertumbuhan laba yang diharapkan adalah 20% selama periode mendatang dalam waktu yang tidak terbatas. Hal ini diasumsikan bahwa investor mengharapkan return 40%. Harga saham sekarang adalah Rp.1.250,00. Jadi, harga saham yang wajar adalah sebagai berikut:
P0 = (( 200 ( 1+0,2) / ( 0,4-0,2)) = 240/0,2 = 1.200
Harga saham sekarang ( Rp. 1.250,00) adalah lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya ( Rp.1.200,00) . Pada kasus ini, analis saham akan menjual saham sehingga harga saham akan cenderung turun pada harga Rp.1.200,00
Model Tanpa Pertumbuhan ( The Zero Growth Model )
Harga saham yang wajar dapat dihitung dengan formula :
P0 = E0 / r
Contoh:
Diasumsikan PT Arya adalah perusahaan dengan pertumbuhan Zero membayar deviden Rp.300,00 perlembar saham dan return yang diharapkan 25%. Harga saham di paar modal aalah Rp.1.200,00. Berapa nilai saham yang benar?
Jawab:
P0 = E0/r = 300 / 0,25 = 1.200
Kesimpulan para analis bahwa harga saham adalah wajar.
B. Pendekatan Portofolio Modern.
Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologi bursa dengan asumsi hipothesis mengenai bursa, yaitu hipothesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.
Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang akan digunakan, bial seorang pemodal atau analis ingin menggunakan pendekatan analis secara cermat, maka dia memerlukan kerangka kerja. Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis yang harus di
Lakukan secara sistematik. Tahapan analisis dianataranya adlah :
1. Analisis Ekonomik.
Analsis ekonomik bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu perusahaan. Aktivitas ekonomik akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah, pada umumnya tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan juga rendah. Jadi lingkungan ekonomi yang sehat, akan sangat mendukung perkembangan perusahaan. Dalam analisis ekonomik ini banyak variabel yang bersifat makro, antara lain: pendapatan nasional, kebijakan moneter dan fiskal, tingkat bunga, dan sebagainya.
2. Analisis Industri.
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industri perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai mengenai sektor utama adalah aktivitas ekonomi perusahaan . Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan para pemodal dan analis saham misalnya seperti penjualan dan laba perusahaan, permanen industri, sikap dan kebijakan pemerintah terhadap industri, kondidi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis.
3. Analisis Perusahaan
Analisis perusahaanuntuk mengetahui kinerja perusahaan. Par penenam modal memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Informasi tersebut termasuk baik informasi intern maupun ekstern perusahaan. Informasi tersebut adalah yentang informasi laporan keuangan periode tertentu. Disamping itu, dapat pula dianalisis mengenai solvabilitas, rentabilitas, dan likuiditas perusahaan. Lebih penting lagi adalah informasi tentang proyeksi keuangan atau forcasting. Hal itu mengingat bahwa kebutuhan informasi didaarkan atas pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan di masa lalu dan ekspektasi di masa mendatang..
0 komentar:
Post a Comment