Pengertian Salesman dan Salesmanship - Kata salesman berasal dari dua kata ”sales” dan ”man” yang secara harfi ah berarti penjual yang berjenis kelamin laki-laki. Definisi salesman menurut Russel (1987 : 7) dalam Ventiana (2003 : 10) adalah ”an expert, a person profesionally trained, competent to render a highly valuable service”, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ” seorang yang ahli dibidangnya, yang ditraining secara profesional untuk secara kompeten dalam menyumbangkan pelayanan yang lebih bermutu tinggi.
Salesmanship atau ilmu menjual menurut Baduara (2004 : 3) merupakan ilmu yang sudah tua umurnya, bersamaan dengan dimul ainya sejarah asal mula manusia. Namun dalam perkembangannya, ilmu ini baru mendapat perhatian yang sungguh-sungguh pada pertengahan abad ke-19. Orang pertama yang merintis salemanship adalah John Wanamaker (1865) di Amerika Serikat. Ia terkenal dengan ”service principle”, yang menganut paham: ”Berikanlah service (pelayanan) yang terbaik, serta kualit as (mutu) yang terbaik, maka akhirnya pasar akan tumbuh di depan rumah anda”.pada tahun 1884, A rthur E. Sheldon, mengembangkan service principle menjadi ”personal selli ng” dan kemudian resmi menjadi ”Science of
Salesmanship”. Akibatnya dialah yang resmi dianggap sebagai ”pioner” pertama dalam ilmu menjual.
Salesmanship menetapkan suatu menurut Baduara (2004 : 14) tentang bagaimana sampai ke tujuan, tanpa menimbulkan pertentangan maupun perseli sihan ataupun goresan-goresan maupun benturan-benturan; melainkan atas dasar senang sama senang, sehingga tak ada orang yang merasa dirugikan, bahwa semua pihak baik penjual maupun pembeli merasa sama-sama diuntungkan.
Diantara semua persyaratan mengenai mutu seorang penjual atau salesman yang mencakup banyak aspek, maka persayaratan mengenai nilai-nilai pribadi (personal qualiti es) adalah bagian yang mendasar yang harus diperhatikan. Hal tersebut menjadi salah satu dibahas pada penerapan salesmanship sebagaimana diungkapkan Baduara dalam pengantar bukunya ”salesmanship” yaitu diantara empat unsur penting dalam konsep menjual, yaitu pengetahuan tentang produk yang di jual, pengetahuan tentang sikap dan tingkah laku pembeli, pengetahuan tentang di ri sendiri sebagai penjual, dan pengetahuan tentang pola pendekatan terhadap pembeli, maka persyaratan yang menyangkut diri salesman akan dijadikan sebagai sentral subject (pelaku).
Menurut Baduara (2004 : 11) dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia di dunia ini, hanya tiga cara yang ditampilk an. Yaitu mendapatkan kebutuhan dengan jalan meminta, dengan jalan krimi nal, atau dengan jalan jual beli. Sehingga proses pemenuhan kebutuhan yang paling terhormat ialah melalui cara jual beli, dan pekerjaan sebagai penjual adalah jenis profesi yang sangat terhormat dan bermartabat. Kita harus mempraktekkan ilmu yang kita pelajari dari buku, berbagai petunjuk pengembangan dir i, dan aneka ragam resep sukses sebagai penjual, sehingga ki ta mampu merenungi dan memotivasi diri agar tidak menjadi apatis atau tidak bergairah.
0 komentar:
Post a Comment