Monday, November 9, 2015

Syarat-syarat untuk perencanaan dan menyusun program pengajaran

Syarat-syarat untuk perencanaan dan menyusun program pengajaran - Sebelum pengajar merencanakan dan menyusun program pengajaran terlebih dahulu dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:

1.Bahwa pengajar harus memiliki dasar pengetahuan dan menguasai konsep tentang apa yang akan diajarkan;
2.Mengetahui dan menyadari dengan mantap apa yang hendak dicapai. Ini berarti bahwa pengajar sudah menentukan tujuan pengajaran sesuai dengan kompetensi dan pokok bahasan yang  telah dipastikan untuk dipilih.
3.Pengajar mampu menjabarkan pokok bahasan yang telah dipilih kedalam suatu silabus yang dibuat sendiri;
4.Sudah berkonsultasi sekurang-kurangnya dengan ahli isi (materi) pokok bahasan (content specialists), dan
5.Pengalaman mengajar juga menjadi bahan pertimbangan yang  cukup berharga.

A.Persiapan Mengajar
Pada masa-masa yang silam tidak jarang persiapan mengajar hanya berdasarkan intuisi semata. Artinya, kalau tiba-tiba saja mendapat semacam ilham lalu sang guru dapat mempersiapkan pelajaran untuk besok padi dengan bahan yang padat dan lancar. Tetapi karena datangnya ilham seolah-olah dari langit (tidak sepenuhnya berasal dari kurikulum resmi), maka sifatnya tidak objektif dan kadang-kadang penuh dengan ambisi pribadi. Dalam pelaksanaan pengajaran, orientasi per- timbangnnya hanya ditekankan dari segi bagaimana metode mengajar, bukan perhatian kepada bagaimana cara belajar siswa yang semudah- mudahnya. Demikian juga guru beranggapan bahwa, asal disediakan saran (dan media), pasti akan lebih baik. Bukan pada tujuan : apa hasil belajar yang diharapkan dari siswa.

Proses belajar-mengajar sebenarnya tidak semudah itu. Ini juga menjadi bukti bagi kita bahwa proses belajar-mengajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses tersebut terdiri dari banyak bagian yang kait-mengkait, tiap bagian memiliki fungsi tersendiri yang bekerja dalam suatu kaitan yang lekat agar dapat mencapai keberhasilan. Apakah kita hanya mengandalkan pada salah satu komponen (subsistem) saja, maka siswa tidak akan berhasil mencapai tujuan belajar.

Hal-hal yang menjadi penghambat adalah bila struktur sekolah  tetap yang itu-itu juga dari dahulu, dengan kebiasaan-kebiasaan  kegiatan yang rutin (tidak ada prestasi yang menonjol), para pegawai/ staf yang tidak mampu dan sikap yang kaku (tidak ada inisiatif bila tidak ada perintah dari atasan). Bagaimana pun baikya persiapan dan perencanaan, berapapun biaya disediakan, serta metode baru apa pun yang dicobakan, semuanya tidak akan efektif bila penghambat- penghambat seperti tersebut di atas masih tetap bercokol.

B.Pendekatan Sistem dan Teknologi Pembelajaran
Untuk menghubungkan beberapa komponen (subsistem) proses pengajaran dalam membentuk dan menyukseskan suatu program, ada suatu pendekatan (approach) yang bisa dipakai. Pendekatan tersebut, selain untuk keperluan pengajaran, juga bisa dipakai untuk bidang- bidang bisnis, industri, militer, dan bidang lain. Pendekatan tersebut dilakukan dengan suatu sistem, dan bisa disebut sistem approach. Prosesnya adalah mengenal (mengidentifikasi) dan mempelajari masalah dengan penggunaan metode inquiry, yaitu membentuk suatu hipotesis, kemudian melakukan beberapa percobaan terhadap masalah tersebut dan mengumpulkan data untuk menentukan kesimpulan tentang beberapa hipotesis. Bila hipotesis memang benar maka diproduksilah. Tetapi bila salah, maka perlu dicari pendekatan lain yang bisa memperoleh keberhasilan.

Apabila prosedur seperti tersebut di atas diterapkan untuk perencanaan pengajaran, maka kita gunakan saja istilah teknologi.

0 komentar:

Post a Comment

 
close