Tuesday, October 6, 2015


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Berbagai Pengalaman yang Mendidik - Mengajar dan mendidik diibaratkan sebagai dua buah sisi dadu yang mirip, tetapi tidak sama. Sama bentuk, tetapi berbeda jumlah mata dadunya. Beban mendidik sering dirasakan lebih berat jika dibandingkan dengan mengajar. Dalam mendidik manusia, seorang guru harus benar-benar memahami karakter setiap siswanya. Dalam menghadapi keragaman tersebut, seorang guru harus pandai mengelola suasana belajar agar dapat diterima oleh semua siswa.
Penciptaan suasana belajar yang kondusif akan secara langsung berpengaruh pada perhatian siswa dalam menghadapi pelajaran tersebut. Selama ini, para guru cenderung menerapkan salah satu metode belajar saja sehingga muncul stagnasi di antara para siswa dalam mengikuti pelajaran yang diikutinya.

B.    Rumusan Masalah
1.    Macam- Macam Pendekatan Belajar Mengajar
2.    Kegiatan Pembelajaran dan Pengalaman Belajar?
3.    Prinsip Umum Memilih Pengalaman Belajar?

C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Sebagai pedoman para pendidik dalam melaksanakan tugasnya
2.    Sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Perencanaan Sistem Pengajaran
3.    Sebagai pedoman bagi kalangan umum dalam mengemban tugas pendidikan
4.    Untuk memenuhi tugas UK 4 mata kuliah Strategi Belajar Mengajar


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam- Macam Pendekatan Belajar Mengajar
Guru hendaknya memandang anak didik sebaiknya sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan yang diharapkan akan membantu para pengajar memecahkan masalah dalam kegiatan  belajar mengajar, yaitu:

a)    Pendekatan Individual
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru sering melihat peserta didiknya belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam, masing-masing anak didik mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.

b)    Pendekatan Kelompok
Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendidikan kelompok sangat diperlukan. Kesatuan kelompok ditentukan oleh tarikan- tarikan interpersonal atau saling menyukai satu sama lain. Dan pada akhirnya seorang pendidik dapat memanfaatkan pendekatan ini demi kepentingan pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas.
Dasar dari pendekatan ini adalah psikologi sosial dan dinamika kelompok yang mengemukakan dua asumsi sebagai berikut:
•    Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks sosial
•    Tugas guru yang utama dalam manajemen kelas adalah pembinaan dan memelihara kelompok yang produktif dan efektif.

c)    Pedekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah,maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus.

d)    Pendekatan Edukatif
Setiap tindakan, sikap dan perbutan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. Tindakan guru karena dendam,marah, kesal,benci dan sejenisnya bukanlah termasuk perbatan mendidik
Guru yang hanya mengajar di kelas belum dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia.Demikian juga halnya guru yang mengambil jarak dengan anak didik. Sikap guru yang tidak mau tahu masalah yang dirasakan anak didik akan menciptakan anak yangintrovert (tertutup). Kerawanan hubungan ini menjadi kendala bagi guru untuk melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah.

e)    Pendekatan Keagamaan
Manusia adalah makhluk yang bertuhan, meskipun ada segelintir orang yang mengaku tak bertuhan, akan tetapi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang bertuhan. Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya pelajaran umum dan pelajaran agama. Semua ajaran agama merupakan ajaran yang jika dilihat dari sisi sosial adalah benar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru bisa menyisipkan pesan- pesan keagamaan, bisa untuk mendukung materi yang disampaikan, juga untuk membentuk karakter serta kepribadian peserta didik.

f)    Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa inggris bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri.

Ada beberapa konsep penting  yang  menyadari pendekatan ini yaitu sebagai berikut:
•    Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
•    makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natura.
•    makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
•    belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
•    motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
•    bahan pelajaran dan kegiatan pembeljaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
•    dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
•    dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.

Selain berbagai pendekatan diatas, ada lagi pendekatan- pendekatan yang berdasarkan pada kurikulum atau Garis- Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam Tahun1994, yaitu:

1.    Pendekatan Pengalaman
Suatu pengalaman dianggap mendidik apabila dapat mengarahkan kepada tujuan pendidikan, sementara itu ada pengalaman yang tidak mendidik apabila menyeleweng dari tujuan pendidikan. Ciri- ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak. Pengalaman penting bagi perkembangan jiwa anak sehingga pengalaman dijadikan sebagai suatu pendekatan.



2.    Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan atau membiasakan sesuatu yang baik merupakan hal yang sangat baik untuk menanamkan pendidikan yang dapat menjadikan anak didik menjadi insan kamil. Menanamkan kebiasaan baik memang tidak mudah akan tetapi perlu diketahui bahwa sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan juga susah untuk dilupakan atau dihilangkan. Oleh karena itu jangan sekali- kali pendidik mengajarkan sesuatu yang tidak mendidik seperti berbohong, tidak disiplin, memaki, dan lain sebagainya kepada anak didik karena akan sangat memengaruhi perkembangan jiwa anak didik.
J. B. Watson berpendapat, bahwa reaksi- reaksi kodrati yang dibawa sejak lahir itu sedikit sekali.Kebiasaan- kebiasaan itu terbentuk dalam perkembangan, karena latihan dan belajar.

3.    Pendekatan Emosional
Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada dalam diri individu. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, perasaan merupaka fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut “rasa senang dan tidak senang”, mempunyai sifat- sifat senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, relative, dan tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa.
Emosi akan memberikan respon apabila ada stimulus dari luar diri seseorang. Baik rangsanagn verbal maupun nonverbal, mempengaruhi kadar emosi seseorang. Pendekatan emosional adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati apa yang telah disampaikan oleh seorang pendidik.

4.    Pendekatan Rasional
Tentunya manusia adalah makhluk yang berfikir, yang memiliki akal sehingga manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Terkadang dalam proses pembelajaran peserta didik mengalami kesulitan untuk mencerna dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pendidik, disinilah tugas seorang pendidik untuk memahamkan materi yang disampaikan dengan menggunakan penjelasan- penjelasan yang rasinal sehingga mudah diterima oleh akal. Disinilah pendekatan rasional berperan dalam proses pembelajaran.

5.    Pendekatan Fungsional
Ilmu yang telah dipelajari diharapkan dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari- hari dan dapat membentuk kepribadian anak didik. Pendekatan fungsional yang diterapkan diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Pendekatan ini juga perlu diimbagi dengan metode pengajaran tertentu yang sesuai.

B.    Kegiatan Pembelajaran dan Pengalaman Belajar
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar siswa.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:
•    Disusun untuk membantu guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, serta berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi yang telah ditetapkan secara utuh.
•    Memuat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan sesuai dengan hirarki konsep materi pembelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
•    Minimal mengandung dua unsur sebagai ciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi pembelajaran.
•    Berpusat pada siswa (student-centered), sehingga guru harus selalu mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan siswa agar memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
•    Berisikan materi pembelajaran berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta memberikan bekal kecakapan hidup (life skills) kepada siswa untuk dikuasainya dalam menghadapi dan memecahkan masalah di dalam kehidupannya.
•    Pembelajaran bersifat spiral, yaitu adanya materi pembelajaran yang dipelajari secara berulang-ulang.

Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
•    Kegiatan pembelajaran mendorong guru membimbing siswa mencari, mengolah, dan menemukan pengetahuan sendiri.
•    Kegiatan pembelajaran menunjukkan ciri khas dalam pengembangkan kemampuan mata pelajaran.
•    Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana tersedia.
•    Kegiatan pembelajaran bervariasi, yaitu kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal.
•    Kegiatan pembelajaran memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti: intelegensi, bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi, dan budaya.
•    Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi dan sumber belajar lainnya.
•    Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa.
•    Kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar menunjukkan kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa dalam berinteraksi antarsiswa, siswa dengan guru, lingkungan, obyek dan/atau sumber belajar untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar dan materi pembelajaran.

Bentuk kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar dapat berupa:
•    Kegiatan tatap muka, yaitu adanya interaksi secara langsung antara guru dengan siswa, seperti mendengarkan uraian guru, berdiskusi di bawah bimbingan guru, dan lain-lain. Adapun kegiatan yang tidak bertatap muka atau bukan kegiatan interaksi guru dengan siswa seperti kegiatan mendemonstrasikan, mempraktekkan, mensimulasikan, mengadakan eksperimen, menganalisis, mengaplikasikan, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah, dan lain-lain. Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi pembelajaran yang dipelajari.
•    Berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai, kegiatan atau pengalaman belajar siswa meliputi menghafal, menggunakan/mengaplikasikan, dan menemukan.
•    Berdasarkan materi pembelajaran yang perlu dihafal, diaplikasikan, serta ditemukan adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
•    Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui kegiatan di dalam kelas dengan jalan mengadakan interaksi antar siswa dengan obyek dan/atau sumber belajar sesuai dengan uraian materi pembelajaran yang telah dirumuskan. Bentuknya dapat berupa telaah buku, telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan di laboratorium, kerja praktek. Pengalaman belajar pun dapat diperoleh di luar kelas melalui kegiatan siswa dalam berinteraksi dengan obyek dan/atau sumber belajar seperti mengamati berbagai jenis tumbuhan, peninggalan sejarah budaya nenek moyang, dan sebagainya.
•    Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Keterampilan proses yang perlu dilatihkan, antara lain: mengamati, menggolongkan atau mengklasifikasikan, mengukur, menggunakan alat, mengkomunikasikan hasil melalui berbagai cara seperti lisan, tertulis, diagram, menafsirkan, memprediksi, menganalisis, mensintesis, melakukan percobaan secara terstruktur.
•    Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan sikap ilmiah untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah, serta mampu bekerja secara ilmiah. Oleh karena itu siswa perlu mengembangkan sikap-sikap berikut: rasa ingin tahu, jujur, mau bekerja, serta bekerja sama saling menerima dan memberi, keterbukaan pikiran dan kritis, tekun dan tidak mudah menyerah.

C.    Prinsip Umum Memilih Pengalaman Belajar
Ralph W. Tyler (1970) mengemukakan prinsip umum dalam memilih pengalaman belajar yang dapat dijadikan metode pembelajaran sebagai berikut:

a)    Untuk tujuan yang hendak dicapai siswa harus mempunyai pengalaman belajar yang memberi kesempatan kepadanya untuk mempraktekkan jenis perilaku yang dimaksudkan dalam tujuan. Dengan demikian, jika tujuan itu mengharapkan agar siswa mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah kesehatan misalnya, maka pengalaman belajar harus memberi kesempatan kepada siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah kesehatan, serta mempraktekkan pemecahan masalah kesehatan dalam situasi nyata.

b)    Pengalaman belajar harus dapat memberi  kepuasan kepada siswa melalui pelaksanaan atau penampilan perilaku sebagaimana dikehendaki dalam tujuan. Hal ini dapat dicapai dengan memilih bentuk-bentuk pengalaman belajar yang menuntun siswa menggunakan cara terbaik dalam menampilkan bentuk perilaku itu. Dalam memecahkan masalah kesehatan misalnya, di samping dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan memecahkan, juga kemampuan untuk menggunakan cara terbaik dalam memecahkan masalah kesehatan itu. Ini akan memberi kepuasan dalam menampilkan bentuk perilaku sebagaimana dikehendaki dalam tujuan.

c)    Pengalaman belajar harus dalam batas kemungkinan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses memperolehnya. Ini dapat terjadi jika dalam menentukannya diperhitungkan tentang batas kemampuan siswa, baik secara psikologis maupun secara akademis.

d)    Banyak bentuk pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Pengalaman belajar ini hendaknya diseleksi sehingga dengan kriteria tertentu dapat dipilih yang dipandang paling cocok untuk dilaksanakan.

e)    Pengalaman belajar hendaknya di samping dapat diupaya untuk mencapai suatu jenis perilaku dalam tujuan, juga secara bersamaan dapat memberi kemungkinan kepada siswa mengembangkan kemampuan lain.
 

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ciri- ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak. Pengalaman penting bagi perkembangan jiwa anak sehingga pengalaman dijadikan sebagai suatu pendekatan.
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar siswa.




DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Kurikululm Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Hakiim, Lukmanul, 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
Purwanto, M. Ngalim, 1997. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.
Asrori, Mohammad, 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Wacana Prima
Ambarjaya, Beni S, 2008. Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas Publishing.






















0 komentar:

Post a Comment

 
close