Teknologi dan Wiraswasta - Teknologi dan wiraswasta adalah dua faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perkembangan teknologi semakin hari semakin berkembang dengan pesat, hal ini dibuktikan dengan banyaknya teknologi baru yang diciptakan oleh para ahli. Dengan adanya perkembangan teknologi pasti sedikit demi sedikit juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pengaruh adanya teknologi akan terjadi adanya dampak positif begitu pula dengan dampak negatifnya, dengan adanya teknologi akan berdampak baik karena dapat menambah jumlah output, namun sisi buruknya adalah semakin canggih teknologi yang ada, maka semua kegiatan yang dilakukan bisa saja akan digantikan oleh tenaga mesin yang menggantikan tenaga manusia, sehingga jumlah tenaga pengangguran akan kian bertambah. Wiraswasta juga menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, dengan adanya wiraswasta lapangan kerja akan semakin banyak sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran, hal ini akan mendorong perekonomian suatu bangsa dan dengan adanya wiraswasta mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna untuk meningkatkan produktivitas..
1. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dalam artian biasa (sehari-hari) teknologi berarti suatu perubahan dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknik produksi yang ada. Di negara-negara maju masih banyak terdapat pabrik-pabrik yang belum menggunakan teknik yang ada secara ekonomis maksimum karena adanya faktor produksi yang langka, pasaran yang tidak luas,perkembangan yang kurang sempurna serta halangan kebudayaan. Oleh karena itu sebaiknya selalu diusahakan perubahan-perubahan teknk agaar terdapat penggunaan maksimum dari faktor-faktor produksi tersebut. Adapun perubahan teknik untuk pertumbuhan ekonomi yaitu setiap perubahan dalam metode produksi yang telah digunakan dalam industri atau usaha-usaha lain; karenanya adalah sama artinya dengan inovasi. Inovasi menitikberatkan pada perbuatan dalam merubah metode produksi.
Perubahan teknologi (technological change) adalah termasuk perubahan dalam fungsi produksi dalam suatu kegiatan tertentu yang dapat menambah hasil dengan input tertentu. Perubahan teknologi dapat menghasilkan output yang sama tetapi dengan input yang lebih sedikit atau berupa barang-barang yang baru dan punya kegunaan yang lebih banyak bukan dalam jumlah yang banyak untuk barang yang sama.
2. Penyebaran Teknologi
Penyebaran ilmu pengetahuan/teknologi sekarang ini mudah daripada masa lalu. Dahulu setiap tukang punya rahaia sendiri dalam cara bekerja yag mana hanya diberikan kepada kawan-kawan terdekatnya saja. Pada masa sekarang hal seperti itu tidak banyak ditemui, penguasa atau pemilik pabrik akan senantiasa menjual alat-alat atau teknologi yang modern ke negara-negara yang membutuhkan. Tetapi terdapat hambatan-hambatan yang masih ada,kekurangan tenaga ahli di negara yang maih berkembang membatasi penyebaran teknologi. Disamping itu juga erdapat kesulitan bahasa dalam menjelaskan teknik yang baru atau juga tidak punya devisa untuk membeli buku-buku pengetahuan yang paling baru dan sebagainya.
Memang sekarang negara-negara yang telah berkembang lebih mudah meniru tingkat teknologi yang lebih tinggi dari negara-negara yang lebih ,maju. Namun demikian peranan riset perlu sekali untuk sedapat mungkin memperbaiki dan menyesuaikan teknologi itu dengan keadaan di negara yang bersangkutan. Meier mengatakan bahwa terjadinya invensi-invensi yang besar pada revolusi industry ,dapat dijelaskan dengan baik yakni adanya kebutuhan-kebutuhan yang secara ekonomi menyebabkan adanya invensi-invensi dan disamping itu karena keadaan masyarakat waktu itu menguntungkan buat adanya perkembangan. Dorongan ekonomis untuk mengadakan invensi dapat digolongkan sebagai harapan/keinginan untuk:
- Mengambil bagian-bagian pasar yang makin luas
- Memecahkan persoalan-persoalan poduksi yang praktis dengan cara-cara baru
- Mengambil keuntungan dari faktor-faktor perubahan harga
Semua itu dapat berhasil apabila pemerintah maupun industri dapat mensistematisir penelitian untuk hasil-hasil produksi dan proses invensinya. Sehingga akumulasi ilmu pengetahuan yang ada mengembangkan kombinasi dan hubungan antar faktor-faktor yang baru.
3. Fungsi Wiraswasta
Apabila perkembangan ekonomi merupakan hasil dari penerapan teknologi, maka harus ada seseorang atau segolongan orang yang berbuat untuk menerapkan kombinasi-kombinasi baru sumber – sumber produksi untuk kegiatan yang produktif. Perbuatan tersebut menunjukkan suatu inovasi yang disebut entrepreneurial function (sebagai fungsi wiraswasta).
Fungsi Wiraswasta dalam arti luas dapat diartikan dalam segala keadaan ,dapat dalam keadaan masyarakat kapitalis, sosialis atau pembangunan ekonomi pada umumnnya. Sedangkan dalam arti sempit hanya terdapat dalam inovasi misalnya mengkombinasikan faktor-faktor produksi baru. Apabila teknologi ini untuk pembangunan ekonomi ,sudah tentu tindakan-tindakan komplementer lainnya harus diperhatikan seperti menyediakan capital dan koordinasi dari faktor-faktor produksi. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan oleh innovator ,tetapi tidak harus. Misalnya dengan diperkenalkannya pedoman assembling mobil dan sepatu mungkin merupakan hal yang penting bagi industrialisasi di Indonesia, tetapi inovasi yang kecil-kecil sangatlah diperlukan untuk menyesuaikan teknik ini dengan keadaan di Indonesia. Inovasi dalam tata laksana personil juga diperlukan untuk menanggapi pengunaan teknik tersebut yaitu dengan mengemukakan perlunya suatu disiplin ilmu tertentu. Hasil yang kumulatif dan dalam perekonomian dari inovasi yang kecil-kecil ini akan menaikkan produktivitas dan bersama-sama dengan penyebarannya menghadapi masalah ketidaksempurnaan pasar tidak dapat dilupakan dalam menilai/menimbang fungsi wiraswasta tersebut.
4. Tipe-Tipe Semangat Wiraswasta
Ada beberapa macam tipe wiraswasta berdasarkan tindakannya:
1. Innovating entrepreneur.
Biasanya orang-orang ini bersifat agresif dalam percobaan-percobaannya dan ingin atau tertarik pada kemungkinan-kemungkinan untuk dapat dipraktikkan
2. Initiative entrepreneur
Ini adalah orang-orang yang siap untuk menggunakan inovasi-inovasi yang berhasil yang diketemukan oleh Innovating entrepreneur
3. Fabian entrepreneur
Sifatnya penuh hati-hati dan ragu-ragu yang nantinya akan meniru bila inovasi itu jelas menunjukkan sesuatu yang menguntungkan.
4. Drone entrepreneur
Sifatnya menolak menggunakan kesempatan dalam mengubah produksi meskipun dengan biaya-biaya yang relatif rendah.Ia tidak mnjalankan fungsi wiraswasta tetapi bila ia dalam posisi untuk mengadakan inovasi, ia mengemukakan suatu potensi dan mungkin merubahnya menjadi salah satu type inovasi yang lain apabila ada dorongan yang efektif yang dapat ditemukan.
5. Macam-macam Inovasi
Seperti yang kita ketahui inovasi dapat berupa capital saving(menghemat kapital) dan labor saving (menghemat tenaga kerja). Inovasi dapat juga dilihat dari sudut permintaan dan biaya-biaya seperti menekan biaya produksi (cost reducing) atau meningkatan permintaan (demand increasing. Klasifikasi yang terakhir ini merupakan kombinasi antara keduanya yaitu penurunan biaya dan juga meningkatkan mutu sehingga dpat meningkatkan permintaan.
Sama seperti inovasi yang diungkapkan oleh Schumpeter yaitu turunnya biaya dan tambahnya permintaan. Inovasi yang berupa turunnya biaya termasuk memperkenalkan metode baru, menggunakan sumber-sumber bahan mentah baru dan pemakaian bentuk organisasi yang baik. Sedangkan peningkatan permintaan meliputi memperkenalkan barang-barang baru dengan kualitas baik dan pembukaan pasar-pasar baru. Inovasi yang dapat menekan biaya dalam transportasi memungkinkan adanya kombinasi-kombinasi baru dari sumber-sumber produksi dan terbukanya pasar-pasar baru.
6. Motif-motif Inovasi
Motif inovasi banyak macamnya dan dipengaruhi oleh berbagai keadaan masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya.Motif digolongkan menjadi 3 macam yaitu:
1. Motif-motif Inovasi di Negara Barat
Dorongan untuk mencari laba (profit motive). Keadaan sosial dan agama berpendapat bahwa bekerja dengan baik untuk kemakmuran adalah kewajiban agama. Disamping itu ada semangat berusaha yang didorong oleh prinsip-prinsip ingin mencapai dan mempunyai sesuatu melalui persaingan. Profit motive saja tidak cukup untuk inovasi, efektif atau tidaknya tergantung pada keadaan masyarakat yang sudah tentu dirinya sendiri akan termasuk di dalamnya.
Karena timbulnya perusahaan-perusahaan yang besar-besar.Yang menjadi dorongan adalah mempertahankan organisasi tersebut,di samping motif untuk dapat hisup berkembang di dalam persaingan.
Mempertahankan kedudukannya sebagai manajer atau menjaga prestise.
Adanya tekanan dari masyarakat
2. Motif-motif di Uni Soviet
Motif-motif untuk inovasi di Uni Soviet berasal dari ideology partai.Motif yang bersal dari persaingan dan usaha-usah penjualan tidak ada. Perluasan dan arah inovasi tergantung pda pemimpin-pemimpin negara.
3. Motif-motif di Negara Sedang Berkembang
Pada negara-negara sedang berkembang keadaan masyarakatnya berbeda-beda baik sistem ekonomi maupun politiknya. Efektif atau tidaknya pelaksanaan moti itu berbeda-beda, tergantung keadaan sosial dan kebudayaan di masing-masing negara. Misalnya blok Soviet di Balkan sudah tentu akan meniru banyak dari Rusia, sedangkan blok Barat seperti Brazil, Mexico akan meniru sistem kapitalis.
7. Efisiensi Inovasi
Motif-motif yang ada dalam masyarakat di berbagai negara tidak kan menghsilkan inovasi kecuali jika orang-orang /golongan orang itu yakin bahwa keuntungan yang akan diperoleh lebih besar atau cukup untuk menutupi kerugian. Misalnya banyak negar yang sedang berkembang menolak penggunaan traktor karena tidak cocok di negara tersebut ,meskipun telah di demonstrasikan kalau dengan traktor lebih baik,lebih cepat dan sebagainya. Disamping itu juga mengingat akan sulitnya suku cadang (spare-parts) dari traktor tersebut.
Meskipun ada innovator-inovator yang mampu untuk mengadakan inovsi dengan motif-motif yng kuat ,tetpi jika halangan-halangn yang dihadapi itu lebih kuat sudah tentu kan terhambat.
Halangan dalam menggunakan penemuan baru dapat digolongkan dalam 3 faktor :
1. Faktor Budaya
2. Faktor Ekonomi
3. Adanya tekanan dari beberapa orang yang berkuasa
Pemakaian dari inovasi tidak dpat dilepaskan dari keadaan msyarakat sekitarnya. Cara-cara untuk mengurangi halangan ini menurut Schumpeter termasuk perbuatan inovasi. Misalnya Suatu desa di India ,orang-orang menolak kotoran kandang untuk dipakai sebagai pupuk dan lebih baik untuk plester rumah. Hal ini menunjukkan inovasi yang dapat menaikkan hasil terhalang sebab untuk memperkenalkannya dibutuhkan pelepasan beberapa kebiasaan,tradisi dan bentuk bentuk sikap masyarakat.
Ekonomi adalaha hanya sebagian dari keadaan suatu negara, dan perkembangannya membutuhkan perbaikan-perbaikan atau perubahan dri faktor-faktor produksi yang sling berhubungan. Jadi mengenalkan suatu teknik produksi baru atau barang baru akan sia-sia apabila tidak disertai dengan perubahan faktor lain yang berhubungan erat.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan agar inovasi berhasil di negara-negara berkembang:
1. Mendapatkan pengertian yang mendalam tentang sistem kebudayaan di mana perubahan-perubahan akan terjadi dan kemungkinan atau konsekwensi baik secara fisik maupun sosial dari inovasi yang diharapkan itu. Sebab bila yang member penjelasan inovasi itu tahu seluk beluk dari masyarakat di situ, mereka akan lebih percaya akan inovasi tersebut sehingga halangan-halangan akan berkurang.
2. Perkenalan inovasi itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bukan kebutuhan orang di luar msyarakat
3. Penyesuaian harus secara gradual dan perlahan-lahan
4. Perlu untuk memelihara atau melindungi saluran-saluran untuk kemajuan dan kepuasan dalam harapan-harapan.
8. Terjadinya Wiraswasta
Banyaknya wiraswasta berhubungan erat dengan motif-motif untuk inovasi yang ada di masyarakat. Jika di dalam suatu negara hanya ada sedikit wiraswasta hal ini karena motif untuk mendorong inovasi yang menaikkan output tidak kuat dan juga karena halangan-halangan yang lebih besar. Bila teknologi sudah maju teknologinya maka persoalannya adalah bagaimana menambah wiraswasta itu bertambah. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu kita ketahui terlebih dahulu bentuk hubungan sosial dalam masyarakat untuk mengetahui bagaimana merubah motif-motif dan halangan-halangan.
9. Hubungan Sosial yang Ada Di Antara Para Wiraswasta
Ada 3 aspek dari pola-pola hubungan sosial :
1. Gatra Pengenalan (Cognitive Aspect)
Menunjukkan rasionalitas suatu masyarakat,yaitu apakah anggota masyarakat itu umumnya rasional atau tidak rasional dalam penggunaan capital,tenaga kerja, dan sumber-sumber lainnya. Suatu masyarakat adalah rasional apabila dalam mengambil keputusan didasarkan pada standar ilmiah kritis (critical scientific standards). Sedangkan yang irrasional adalah bila keptusan didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan atau kekuatan-kekuatan gaib dan terlepas dari hal-hal empiris.
2. Gatra Keanggotaan (Membership Aspect)
Ada 2 macam sifat yaitu:
a. Universal , dimana hubungannya bersifat universal, sejauh mana tindakan-tindakan itu didasarkan pada ”apa yang dapat dikerjakan oleh orang” tidak peduli “siapa yang mengerjakan”.
b. Khusus, misalnya pemilihan yang didasarkan pada koneksi keluarga atau politik, terlepas dari apakah orang-orang itu dapat bekerja.
3. Gatra Batasan Substansif (Substansive Definition Aspect)
Ada dua Golongan :
a. Bersifat Khusus , yaitu apabila hak-hak dan kewajiban dari hubungan-hubungan itu ditentukan dan dibatasi; misalnya kontrak –kontrak kerja.
b. Bersifat Meluas, misalnya hubungan family yang tidak menghiraukan untung-rugi dan sebagainya. Dimana hubungan-hubungan itu luas dan anggota-anggotanya kaya serta mau memberikan kekayaan kepada anggota-anggota lain yang kurang mampu maka motif yang mendorong untuk berusaha mendapatkan kekayaan dengan inovasi berkurang. Apabila hubungan family itu sudah luas dan kuat, maka hasil inovasi akan dibagi-bagi. Sehingga innovator mungkin hanya menerima sedikit dan dorongan untuk inovasi berkurang seperti yang dikatakan Hirschman bahwa karena adanya hubungan semacam itu maka di negara berkembang motif-motif untuk inovasi terhalang.
10. Bagaimana Menambah Jumlah Wiraswasta
Schumpeter berpendapat bahwa “ Inovasi selalu bersama-sama dengan timbulnya kehendak untuk naik tingkat dari orang-orang yang baru tersebut”. Oleh karena itu biasanya innovator berasal dari orang-orang yang rendah tingkatannya.
Untuk mendorong timbulnya wiraswasta maka diperlukannya sumber-sumber capital, dengan adanya capital orang-orang tersebut mempunyai kemampuan dan harapan untu berinovasi. Selain itu tersedianya innovator dapat ditingkatkan melalui bentuk-bentuk organisasi yang dipakai dalam perusahaan –perusahaan disamping pemerintah membantu menaikkan skill guna diserahi tugas-tugas pimpinan. Pemerintah dapat memegang peranan langsung maupun tidak langsung dalam memajukan wiraswasta. Land reorm misalnya merupakan dorongan bagi petani-petani untuk bekerja lebih efisien , sebab dengan tanah yang kecil yang dimilikinya petani kn menggunakan tanah tersebut sebaik-baiknya.
• Teknologi berarti suatu perubahan dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknik produksi yang ada.
• Fungsi wiraswasta dalam arti luas harus dapat diartikan dalam segala keadaan, dapat dalam keadaan masyarakat kapitalis ,sosialis ataupun pembangunan ekonomi pada umumnya. Sedangkan fungsi wiraswasta dalam arti sempit hanya terbatas dalam inovasi.
• Macam-macam tipe semangat wiraswasta berdasarkan atas tindakannya antara lain: Inovating entrepreneur, Initiative entrepreneur, Fabian entrepreneur, Drone entrepreneur.
• Motif inovasi itu sendiri dibagi menjadi tiga penggolongan yaitu motif di negara barat, motif di Uni Sovyet, dan motif di negara sedang berkembang.
• Bagi negara berkembang kemajuan teknologi terhalang oleh sedikitnya wiraswasta.Karena bila wiraswasta sedikit maka sedikit pula motif untuk inovasi yang sangat diperlukan dalam kemajuan tehnologi.
0 komentar:
Post a Comment