Monday, October 19, 2015

Perencanaan Proses Produksi - 1.Proses produksi perlu direncanakan dengan baik agar memperoleh keuntungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
    a.Batas produksi minimal
    b.Analisis impas
    c.Persoalan beli atau buat komponen produk
    d.Keputusan meneruskan atau menghentikan proses produksi bagi produk yang merugikan perusahaan
    e.Keputusan penggantian teknologi dengan teknologi baru ataukah tidak

2.Batas produksi minimal
Secara manajerial membuat produk perlu dipertimbangkan agar perusahaan tidak menuai kerugian.Alat yang digunakan untuk mengetahui jumlah produksi yang dikehendaki disebut dengan analisis impas.Analasis impas adalah analisis hubungan antara volume, biaya dan keuntungan.Untuk dapat melakukan analisis impas maka harus diketahui berapa besarnya harga jual per unit produk perusahaan dan seluruh biaya harus dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantungpada tingkat kegiatan, batas kapasitas dan waktu tertentu (kisar relevan). Biaya tetap dibagi menjadi:
    1.Biaya tetap tunai, biaya tetap yang harus dibayarkan secara tunai oleh perusahaan yang bersangkutan. Contoh: gaji direksi, gaji karyawan.
    2.Biaya tetap tenggelam, biaya tetap yang telah diinvestasikan sebelumnya oleh perusahaan sehingga pada saat pengakuan biaya tetap tersebut tidak lagi dibayarkan secara tunai. Contoh: penyusutan gedung kantor, penyusutan mesin dan peralatan produksi, penyusutan kendaraan perusahaan. 
Misal, biaya sewa sebuah gudang. Jika disepakati sewa gudang sebesar Rp 1.000.000,00 maka jumlah sewa ini tidak akan berubah apakah gudang dipakai seluruhnya atau hanya sebagian saja.Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan aktivitas. Misal, biaya bahan baku. Apabila harga per unit seribu rupiah maka jumlah biaya bahan baku akan tergantung pada bahan baku yang digunakan perusahaan.  Terdapat 3 macam biaya variabel, yaitu:
    1.Biaya variabel progresif, adalah biaya variabel yang pertambahan jumlahnya lebih besar daripada pertambahan jumlah unit kegiatan.
    2.Biaya variabel proporsional, adalah biaya variabel yang jumlahnya tetap sebanding dengan pertambahan besar kegiatan.
    3.Biaya variabel degresif, adalah biaya yang pertambahan biayanya lebih kecil dari pada pertambahan kegiatan.
Disamping biaya tetap dan biaya variabel terdapat biaya semi variabel.Biaya semi variabel adalah biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai biaya tetap (karena jumlah biaya berubah pada aktivitas yang berbeda) dan tidak dapat dikategorikan sebagai biaya variabel (karena perubahan yang ada tidak sesuai dengan perubahan tingkat aktivitas).Untuk kepentingan analisis impas, biaya semi variabel harus dianalisis agar dapat dipisahkan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel didalamnya. Salah satu cara menganalisis adalah dengan menggunakan metode titik terendah dan titik tertinggi  sehingga dapat diketahui porsi biaya tetap dan biaya variabel yang ada.

Misal, kapasitas yang digunakan sebesar 5.000,00/unit, besarnya biaya adalah Rp 13.000.000,00 . Apabila kapasitas yang digunakan ditingkatkan menjadi 9.000,00/unit, besarnya biaya adalah Rp 17.000.000,00. Biaya ini bukan merupakan biaya tetap maupun biaya variabel, karena biaya berubah seiring perubahan kapasitas tetapi perubahan kapasitas tidak sejalan.Sehingga juga tidak dapat disebut sebagai biaya variabel.Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung selisih biaya dan selisih kapasitas.

3. Analisis Impas
Analisis impas digunakan untuk kepentingan perencanaan proses, yaitu produksi minimal, target keuntungan, marjin pengaman, dan titik tutup usaha.
    1)Produksi minimal
    Produksi minimal diketahui melalui titik impas.Apabila produksi pada jumlah unit tepat pada titik impas perusahaan tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan. Produksi dengan jumlah unit kurang dari titik impas akan mengakibatkan kerugian perusahaan. Jika ingin memperoleh keuntungan, produksi harus dilakukan dalam jumlah lebih besar dari titik impas. Dengan demikian, pengetahuan tentang titik impas dapat memandu manajemen perusahaan untuk menentukan keputusan proses di dalam perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Titik impas dapat dihitung melalui 






2)Target Keuntungan



3)Marjin pengaman
Marjin pengaman (margin of safety) atau sering disebut MS. MS digunakan untuk mengetahui apabila terjadi penurunan apakah perusahaan masih dapat memperoleh keuntungan.




Dengan mengetahui MS, maka perencana proses dan pelaksana proses tidak terlalu khawatir dan harus berhitung berulang kali apabila terjadi penurunan penjualan karena takut mengalami kerugian. Hal ini disebabkan karena dengan diketahuinya besarnya MS maka manajemen perusahaan cukup mengetahui berapa penurunan penjualan yang terjadi dibandingkan dengan target penjualan yang ada. Sejauh penurunan itu tidak lebih besar daripada MS maka perusahaan masih dapat memperoleh keuntungan.
4)Titik Tutup Usaha
Perusahaan yang rugi belum tentu harus ditutup.Perusahaan akan baru ditutup apabila perusahaan tidak mampu membayar biaya-biaya tunai yang menjadi kewajiban perusahaan. Seluruh biaya variabel, karena terikat kepada kegiatan atau aktivitas, semuanya merupakan biaya tunai.
Untuk menetapkan apakah perusahaan akan ditutup atau tetap jalan terus walaupun rugi yang diperhatikan adalah biaya tetap tunai. 
Dengan menggunakan analisis impas, manajemen perusahaan dapat menyusun perencanaan proses dengan lebih baik. Analisis impas akan membantu manajemen perusahaan terutama dalam hubungannya dengan kuantitas produksi dan hal-hal terkait dengannya.

4. Persoalan beli atau buat komponen produk
Pertimbangan untuk membeli atau membuat sendiri tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan teknikal saja, melainkan pertimbangan manajerial sangat diperlukan. Pertimbangan teknikal akan menghasilkan keputusan bisa atau tidak membuat sendiri komponen produk yang diperlukan tersebut. Pertimbangan manajerial akan memutuskan mana yang lebih baik dan menguntungkan bagi perusahaan, walaupun keduanya bisa dikerjakan perusahaan tersebut.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli atau memproduksi sendiri adalah BOP tetap.  BOP tetap masih menjadi beban perusahaan baik digunakan untuk memproduksi komponen maupun tidak. Terdapat dua kondisi yang dapat dialami perusahaan, yaitu:
    1.Umur ekonomis mesin dan peralatan produksi untuk membuat komponen telah habis pada saat terdapatnya penawaran komponen. Jika umur ekonomis telah habis maka pertimbangan yang digunakan adalah:
    a.Jika membuat sendiri, dengan menyiapkan mesin dan peralatan produksi yang sama dengan yang lama.
    b.Apabila membeli, biaya per unit komponen lebih murah.
      a)Umur ekonomis mesin dan peralatan untuk membuat komponen belum habis sehingga masih perlu diperhitungkan adanya beban penyusutan. Jika umur ekonomis mesin dan peralatan produksi belum habis maka muncul persoalan beban penyusutan dari mesin dan peralatan produksi/ beban BOP tetap. Ada dua kemungkinan sehubungan dengai ini, yaitu
        1)Mesin dan peralatan produksi dapat dialihkan untuk kegiatan produktif yang lain. Jika terjadi maka beban BOP tetap akan ikut dialihkan kepada kegiatan lain.
        2)Mesin dan peralatan produksi yang dimiliki perusahaan adalah mesin dan peralatan produksi yang khusus disiapkan untuk membuat komponen produk tersebut. sehingga penggunaan mesin dan peralatan produksi tidak dapat dialihkan kepada produk atau kegiatan yang lain. Kondisi ini yang lebih banyak terjadi di dalam perusahaan yang membuat komponen produknya sendiri.

5.Keputusan tentang meneruskan atau menghentikan bagi produk yang merugikan perusahaan
    Untuk memutuskan hal tersebut perlu pertimbangan yang cukup cermat sehingga perusahaan tidak terjebak dalam kerugian yang lebih besar.Di dalam hal ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah produk yang merugikan tersebut masih mempunyai kontribusi yang cukup terhadap perusahaan atau tidak.Kalau ternyata masih mempunyai kontribusi yang cukup maka lebih baik diteruskan saja dan demikian pula sebaliknya.

6.Keputusan untuk melakukan penggantian teknologi yang digunakan perusahaan dengan teknologi yang baru.
    Untuk dapat membuat keputusan yang benar dalam masalah ini maka perlu membandingkan besarnya biaya operasional dari kedua macam teknologi, yaitu teknologi lama dan teknologi baru.Berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan tersebut menggunakan teknologi lama, berapa pula apabila perusahaan menggunakan teknologi yang baru.Seberapa banyak rencana produksi dan penjualan per periode sehingga manajemen dapat memilih sebaiknya menggunakan teknologi lama atau yang baru.



0 komentar:

Post a Comment

 
close